Engkau bangun AKU tahu, engkau mandi AKU tahu,
Engkau makan AKU tahu, engkau kerja AKU tahu,
Engkau tidur AKU tahu, sampai engkau matipun AKU tahu..
tapi selama hidupmu apakah engkau mau tahu kalau AKU SELALU TAHU ?
Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin.
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja
AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit
waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk
Disatu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas
menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan
kakimu...
AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telepon dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru...
AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU..
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan,
tetapi engkau tidak melakukannya ...
Masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati
acara yg ditampilkan.
Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati
makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU .........
Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa sepatah pun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau syukur dari hatimu.
Keesokan harinya, engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU ........ Tapi yang KU tunggu ........ tak kunjung tiba ........ tak juga kau menyapaKU.
Subuh....... . Dzuhur .......Ashyar .......... Magrib.......... Isya dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU .....tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU ..........
Apa salahKU padamu ...... wahai UmmatKU????? Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU relakan, makanan yang KU hidangkan, anak-anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU ............ . !!!!!!!
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, bersujud menghadap KU ...... Yang selalu menyertaimu setiap saat ............ ...
Entah Esok Lusa......Malam Ini, Atau Beberapa Saat lagi.........
###
Pagi ini adalah pagi yang begitu indah sekali.....engkau terbangun saat mendengar panggilanku
Saat terbangun dari ranjang empukmu, kau pun menguap sejenak seraya bergegas kekamar mandi
Setelah itu kau basuh tubuh indah mu hingga bersih dan kau lanjutkan dengan berhias hingga sinar mentari pagi turun menyinari ruang kamarmu dengan cahayanya yang penuh kehangatan.
Sejenak kuperhatikan apa yang kan kau lakukan selanjutnya?
Tak lama kemudian kau pun beranjak pergi keluar kamar menghampiri keluargamu yang telah siap dimeja makan dengan menu sarapan kesukaanmu......tanpa sedikitpun kau sapa Aku.....
Setelah kau rasakan perutmu cukup kenyang dan siap menuju tempat beraktivitas, kau pun pamit pada kedua orangtuamu seraya bergegas menuju kantor.
Kurang lebih 4 jam lamanya dirimu berjibaku dengan bermacam pekerjaan yang harus kau selesaikan, hingga tak terasa jam diruangan mu menunjukan pukul 12 siang,
saat matahari telah berada ditengah-tengah langit, kaupun bergegas masuk ketoilet....tak lama setelah itu kau sapa beberapa teman untuk bersantap siang bersama.
Lagi-lagi tanpa sedikitpun kau menyapa Aku.....kau pun pergi bersama mereka makan siang. 40 menit kemudian kau kembali ke kantor diiringi senda gurau beberapa temanmu dan kau larut dalam canda tawa sambil menunggu waktu untuk kembali bekerja, pikirku saat itu dirimu akan datang untukKu barang sejenak, tapi ternyata kembali kau
acuhkan Aku dihari ini untuk yang kedua kalinya.....
Setelah sedikit berhias kecil, kau bergegas kembali kemeja kerja mu dan kau sibukan lagi dirimu oleh beberapa pekerjaan yang harus kau selesaikan secepatnya...hingga sore menjelang senja, kau selesai mengerjakan pekerjaanmu dan menuju toilet......saat itu dengan berbunga-bunga kufikir kau akan datang menghampiriKu.....tapi ternyata tidak.........kembali untuk yang ketiga kalinya dihari ini kau acuhkan Aku.
Kau langkahkan kakimu dengan cepat menuju ke luar kantor untuk segera pulang.....dan Sesampai dirumah kau berbaring sejenak untuk melepaskan lelah dan penat setelah hampir seharian bekerja...saat itu waktu telah menunjukan pukul 18.20, kau pun tak kelihatan beranjak untuk bergegas menyapaKu.....hingga waktu beranjak menuju pukul 19.15 kau menghampiri kamar mandi untuk membasuh tubuhmu hingga bersih mewangi.....
Aku sangat berharap kau akan datang untuk menyapaKu untuk yg terakhir dihari itu, setelah kau menyantap makan malammu bersama keluarga.
Tapi setelah kutunggu beberapa lama, kau kembali asyik larut bersenda gurau dengan keluargamu diruang tengah rumahmu tanpa mempedulikan Aku....
Hingga waktu beranjak pukul 21.00 malam kaupun merasa letih dan segera berpamitan untuk kembali kekamar tidurmu.
Dikamarmu Kupikir kau akan langsung mengenakan mukenamu untuk segera menghadap kepadaKu.
Tetapi lagi-lagi tak kau hiraukan sedikitpun kewajibanmu padaKu.
Yang kulihat ternyata kau rebahkan tubuhmu ditempat tidur dan terlelap dikesunyian malam........hal ini telah kau lakukan dari hari ke hari
Minggu ke Minggu, dst.......
Apa Salahku padamu??? Mengapa tak sedikitpun kau jawab panggilan-Ku???? Berapa banyak yang telah Kuberikan padamu???
Tatkala detak kematian dirimu telah mendekat kelak
Tatkala hampir usai perjanjianmu denganKU
Saat itu barangkali baru kau ingat
Betapa banyak kelalaian yang telah kau lakukan
Betapa banyak waktu yang terbuang tanpa kedekatanmu pada Ku
Betapa angan-angan dunia ini telah menjerat fikiranmu
Betapa energimu habis hanya untuk hal-hal yang sia-sia
Takala suatu saat Izrail Kutitahkan untuk datang menyapamu
Tatkala tiada lagi kesempatanmu untuk beramal
Barulah kau bersusah payah menghitung.
Berapa banyak kau mengingatKU
Berapa banyak malam-malam mu tidak ‘berdiri’ untukKU
Berapa banyak senandung lisan bukanlah dzikrullah kepadaKU,
Berapa banyak CiptaanKU yang terdzolimi oleh dirimu,
Wahai Aqkhi maupun Ukhti.......Segeralah berbenah,
Mantapkan langkahmu untuk mendekat padaKU,
Buktikanlah rasa Syukurmu kepadaKU,
Segeralah bercermin, tentang segala hal didunia ini yang telah Kutitipkan padamu,
Jangan sampai pada saat itu tiba
Tiada satupun yang dapat kau bawa untuk melindungi dirimu.
Ingatlah wahai manusia.......Bisa jadi 'saat' itu kan KU jadikan datang padamu Esok lusa, Malam ini, Atau Beberapa saat lagi.
Wa'llahu Allambisawwab.
Yang Slalu
Mengasihimu,
Allah SWT
*sumber dari : Pencinta Kisah Nyata, Cerita Motivator, Renungan dan Info Penting*
Sabtu, 12 September 2009
Selasa, 23 September 2008
Kisah Keajaiban Shalawat Nabi
Shalawat Nabi SAW dipercaya telah menjadi syafaat, rahmat, berkah, dan obat yang orisinil untuk menyelamatkan kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan kerap kali shalawat ini memutarbalikkan sebuah fakta inderawi. Berikut beberpa buah kisah yang bertutur tentang keajaiban shalawat.
SEORANG SUFI DAN PENJAHAT
Konon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban dari shalawat Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas yang kehidupannya hanya diisi dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Demikian tenggelamnya penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabuk-mabukan, ia tidak bisa lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Sang sufi lalu menasehati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya, dan segera bertobat pada Allah SWT. Namun demikian, penjahat tetaplah penjahat, nasehat sang sufi tidaklah digubrisnya. Ia tetap bersikeras untuk melakukan perbuatan-perbuatan bejatnya sampai sang ajal datang menjemputnya. Sang penjahat, menurut sufi, benar-benar yang bernasib tidak baik karena ia tidak sempat mengubah haluan hidupnya yang hina dan bahkan tidak sempat bertobat. Secara logis, sang sufi mengatakan bahwa si penjahat akan dijebloskan Allah SWT ke dalam azab neraka. Namun apa yang terjadi?
Pada suatu malam, sang sufi bermimpi, ia melihat sang penjahat menempati posisi yang amat tinggi dan mulia dengan memakai pakaian surga yang hijau yang merupakan pakaian kemuliaan dan kebesaran. Sang sufi pun terheran-heran dan bertanya pada sang penjahat, “Apakah gerangan yang menyebabkanmumendapatkan martabat setinggi ini?” Sang penjahat menjawab, “Wahai sang sufi, ketika aku hadir di suatu majelis yang sedang melakukan dzikir, aku mendengarkan orang yang alim yang ada disitu berkata, “Barangsiapa yang bershalawat atas Nabi Muhammad SAW niscaya menjadi wajib baginya mendapatkan surga.” Kemudian sang alim itu mengangkatkan suaranya demi membacakan shalawat atas Nabi SAW dan aku pun beserta orang-orang yang hadir disekitarnya mengangkat suara untuk melakukan hal yang sama. Maka, pada saat itulah, aku dan kami semua diampuni dan dirahmati oleh Allah SWT Yang Maha Pemurah terhadap nikmatNya.
SEORANG IBU DAN ANAKNYA
Dikisahkan pula bahwasanya ada seorang wanita yang memiliki anak yang sangat jahat dan hari-harinya pun dilalui dengan lumuran dosa. Si ibu yang merupakan sosok wanita shalihah yang menyadari anaknya seperti itu, tentu saja menyuruh si anak untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya dan kemudian berbuat kebajikan serta tidak berpindah lagi kepada kebiasaan buruknya tersebut. Tetapi, anaknya tetap membandel, ia tidak mau berpindah dari kelakuan jahatnya yang telah dilakukannya selama ini. Perbuatan maksiat itu terus dilakukannya sampai ia menemui ajalnya. Maka bersedihlah sang ibu demi melihat anaknya yang mati tanpa tobat, dimana ia tidak melihat satu sisi pun dari kehidupan anaknya yang akan menyelamatkannya di hadapan Tuhan Penguasa Akhirat. Sang ibu tampaknya pasrah dengan nasib buruk yang akan dialami oleh sang anak di dalam kubur dan lebih-lebih di neraka.
Di suatu malam, ketika wanita itu tertidur, ia bermimpi tentang anaknya disiksa oleh malaikat penjaga kubur di dalam kuburnya. Akibatnya, semakin bertambah kedukaan sang ibu tersebut manakala bayangannya selama ini dilihatnya secara langsung sekali pun hanya dalam mimpi. Tetapi benarkah sang anak disiksa? Ternyata, ketika sang ibu memimpikan lagi anaknya di lain kesempatan, ia melihat anaknya dalam rupa dan kondisi yang sebaliknya dalam mimpi sebelumnya. Ia melihat anaknya saat itu diperlakukan dengan perlakuan yang sangat elok, yang berada dalam keadaan suka dan bahagia. Sehingga, ibunya pun terheran-heran dan bertanya pada sang anak, “Apa gerangan yang membuatmu bisa diperlakukan seperti ini, padahal dulu semasa engkau hidup engkau penuh dengan lumuran dosa?” Sang anak menjawab, “Wahai ibunda, di suatu ketika telah lewat di hadapanku sekelompok orang yang sedang mengusung jenazah yang hendak dikuburkan. Mayat itu kukenal, dan ia semasa hidupnya ternyata lebih jahat daripada diriku. Kemudian aku ikut mengiringi pemakamanny, dan disana aku sempat menyaksikan makam-makam lainnya. Ketika itulah aku berpikir bahwa laki-laki sial itu sudah pasti ditimpa oleh huru-hara akhirat akibat perbuatan maksiatnya. Secara tidak sadar aku menangis dan membayangkan kalau diriku juga bakal ditimpa peristiwa yang mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa yang telah kuperbuat, dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi. Kemudian, aku membaca Al-quran dan shalawat Nabi SAW sebanyak sepuluh kali dan membacakan shalawat kesebelas kalinya dan pahalanya kuhadiahkan kepad ahli kubur yang naas tersebut, sehingga disitulah Allah SWT menunjukkan kemahapengampunanNya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Jadi apa yang telah engkau lihat wahai ibunda, itulah nikmat yang telah diberikan Allah SWT atasku. Ketahuilah ibunda, bahwa shalawat atas Nabi SAW itu menjadi cahaya di dalam kuburku, menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.”
SEORANG MUSAFIR DAN AYAHNYA
Dalam kisah lain, juga diriwayatkan tentang seorang musafir bersama ayahnya. Sang musafir mengisahkan bahwa di suatu ketika di suatu negeri, ayahnya meninggal dunia sehingga wajah dan sekujur tubuhnya menjadi hitam dan perutnya membusung. Sang musafir lalu mengucapkan “La haula wala quwwata illa billahil aliyyil azhim (Tiada daya dan kekuatan kecuali Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Ayah sang musafir tersebut mati dalam kedukaan, dan hal ini diumpamakan dengan kelakuan sang ayah ketika ia masih hidup. Pada saat itulah sang musafir merasakan beban teramat berat menimpanya karena mendapatkan ayahnya mati dalam kondisi seperti itu. Tetapi, ketika ia terlelap tertidur, ia bermimpi bahwa seorang laki-laki yang sangat tampan dan tubuhnya dipenuhi bulu halus datang kepada ayahnya dan menyapu wajah dan tubuh ayahnya tersebut dengan tangannya sehingga jasad sang ayah menjadi putih kembali, bahkan lebih bagus daripada bentuknya semula dan berseri-seri dengan cahaya. Melihat perlakuan baik lelaki ini terhadap ayahnya sng musafir takjub dan kemudian bertanya, “Siapakah Anda, yang telah menyampaikan karunia Ilahi atas ayahku?” Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah Rasulullah. Ayahmu termasuk dianatara orang-orang yang memperbanyak bershalawat atasku. Maka, tatkala ia berhasil melakukannya aku pun datang untuk membersihkannya.” Kemudian sang musafir merasa sangat berbahagia. Ia melihat pancaran dan cahaya keputihan itu ada pada ayahnya. Dia mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT mengangungkan dan menanamkanNya didalam hatinya serta bershalawat kepada Nabi SAW.
UNTA MENJADI SAKSI BAGI ORANG YANG DIFITNAH
Pada masa permulaan Islam, ada seorang muslim yang difitnah telah mencuri seekor unta. Pemfitnahnya mengajukan saksi-saksi palsu, yakni orang-orang munafik yang tidak segan untuk bersumpah palsu. Maka, orang yang seyogyanya tak bersalah itu diputus oleh hakim sebagai pencuri.
Menurut hukum Islam, seorang pencuri harus dihukum potong tangan. Lalu, orang mukmin yang malang ini pun berdoa, “Tuhanku, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Mereka telah memfitnahku. Aku tidak mencuri unta itu. Engkau Mahatahu, selamatkanlah aku dari kehinaan ini, karena aku telah bershalawat pada Nabi paling mulia. Engkau Mahakuasa, izinkanlah unta itu berbicara. Jadikanlah ia sebagai saksiku.” Setelah berdoa demikian, dia mendesah keras, dan rahmat Allah SWT pun meliputi dirinya. Tak sulit bagi Sang Mahaperkasa dan Mahakuasa untuk membuat unta tersebut dapat berbicara dengan bahasa manusia. Hewan ini berkata, “ Ya, Rasulullah, aku milik orang beriman ini. Orang-orang itu adalah saksi palsu dan si pemfitnah telah membuat tuduhan palsu terhadap orang mukmin sejati ini.” Lantas unta tersebut mendekati pemiliknya dengan sikap tunduk dan duduk didepannya.
Syahdan, terkuaklah kebohongan saksi-saksi palsu ini, mereka tak dapat berkutik dengan kesaksian unta itu dan merasa malu. Seiring dengan itu, tumbuhlah cahaya iman dalam hati orang-orang yang turut menyaksikan peristiwa menakjubkan ini. Nabi Muhammad SAW bertanaya, “Wahai orang mukmin, bagaimana engkau dapat memperoleh keajaiban itu?” Orang mukmin tadi menjawab, Ya Rasulullah, saya selalu bershalawat kepadamu sepuluh kali sebelum tidur.”
Nabi yang adil dan suci bersabda, “Karena shalawatmu kepadaku, Allah SWT bukan hanya menyelamatkanmu dari hukuman potong tangan di dunia ini, tetapi juga akan menyelamatkanmu dari siksa neraka di akhirat. Barangsiapa bershalawat kepadaku sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan membangkitkannya bersama para nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada nabiNya.
SUFYAN ATS-TSAURI DAN KISAH ANAK SI TUKANG RIBA
Sufyan ats-Tsauri menuturkan, “ Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Ka’bah, aku melihat seoerang pemuda yang tak berdoa apapun selain hanya bershalawat kepada Nabi SAW. Baik ketika di Ka’bah, di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di Baytullah, doanya hanayalah shalawat kepada Baginda Nabi SAW.”
Saat kesempatan yang tepat datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, “Sahabatku, ada doa khusus untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya, perkenankanlah aku mengajarimu.” Namun, dia berkata, “Aku tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini.”
“Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, ayahku dan aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama kami. Naik turun gunung, lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia. Dan aku mengkafani jenazahnya. Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah SWT. Sejenak kemudian, aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku berubah jadi kepala keledai. Terhenyak oleh pemandangan ini, aku tak tahu apa yang mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain. Sewaktu duduk merenung, aku seperti tertidur. Lalu, pintu tenda kami terbuka, dan tampaklah sesosok orang bercadar. Seraya membuka penutup wajahnya, dia berkata, “Alangkah tampak sedih engkau! Ada apakah gerangan?” Aku pun berkata, “Tuan, yang menimpaku memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih.”
Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tuanya. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu dan bertanya, “Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan?” Dia menjawab, “Aku Muhammad al Musthafa” (semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada Rasul pilihanNya). Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya, menangis dan berkata, “Masya Allah, ada apa ini? Demi Allah, mohon engkau menjelaskannya ya Rasulullah.”
Kemudian dengan lembut beliau berkata, “ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Wajah mereka berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini Allah Yang Mahaagung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafalkan shalawat seratus kali untukku. Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah untuk memberinya syafaat karena shalawatnya kepadaku. Setelah diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku.”
Sufyan menuturkan, “Anak muda itu berkata, “Sejak saat itulah aku bersumpah untuk tidak berdoa selain shalawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya shalawatlah yang dibutuhkan manusia di dunia dan di akhirat.”
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”
Berkata pula Mikail As., “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.” Dan Israfil As. berkata pula, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu.”
Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”
Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW. Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya.
Semoga shalawat, salam, serta berkah senantiasa tercurah ke hadirat Nabi kita, Rasul kita, cahaya kita, dan imam kita, Muhammad al Musthafa SAW beserta seluruh keluarga, keturunan, dan sahabat-sahabat beliau, dan seluruh kaum mukmin yang senantiasa untuk melazimkan bershalawat kepada beliau. Amin.
Disadur dari buku : Hikayat-Hikayat Spiritual Pencerahan Matahati “Nafas Cinta Ilahi”
SEORANG SUFI DAN PENJAHAT
Konon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban dari shalawat Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas yang kehidupannya hanya diisi dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Demikian tenggelamnya penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabuk-mabukan, ia tidak bisa lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Sang sufi lalu menasehati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya, dan segera bertobat pada Allah SWT. Namun demikian, penjahat tetaplah penjahat, nasehat sang sufi tidaklah digubrisnya. Ia tetap bersikeras untuk melakukan perbuatan-perbuatan bejatnya sampai sang ajal datang menjemputnya. Sang penjahat, menurut sufi, benar-benar yang bernasib tidak baik karena ia tidak sempat mengubah haluan hidupnya yang hina dan bahkan tidak sempat bertobat. Secara logis, sang sufi mengatakan bahwa si penjahat akan dijebloskan Allah SWT ke dalam azab neraka. Namun apa yang terjadi?
Pada suatu malam, sang sufi bermimpi, ia melihat sang penjahat menempati posisi yang amat tinggi dan mulia dengan memakai pakaian surga yang hijau yang merupakan pakaian kemuliaan dan kebesaran. Sang sufi pun terheran-heran dan bertanya pada sang penjahat, “Apakah gerangan yang menyebabkanmumendapatkan martabat setinggi ini?” Sang penjahat menjawab, “Wahai sang sufi, ketika aku hadir di suatu majelis yang sedang melakukan dzikir, aku mendengarkan orang yang alim yang ada disitu berkata, “Barangsiapa yang bershalawat atas Nabi Muhammad SAW niscaya menjadi wajib baginya mendapatkan surga.” Kemudian sang alim itu mengangkatkan suaranya demi membacakan shalawat atas Nabi SAW dan aku pun beserta orang-orang yang hadir disekitarnya mengangkat suara untuk melakukan hal yang sama. Maka, pada saat itulah, aku dan kami semua diampuni dan dirahmati oleh Allah SWT Yang Maha Pemurah terhadap nikmatNya.
SEORANG IBU DAN ANAKNYA
Dikisahkan pula bahwasanya ada seorang wanita yang memiliki anak yang sangat jahat dan hari-harinya pun dilalui dengan lumuran dosa. Si ibu yang merupakan sosok wanita shalihah yang menyadari anaknya seperti itu, tentu saja menyuruh si anak untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya dan kemudian berbuat kebajikan serta tidak berpindah lagi kepada kebiasaan buruknya tersebut. Tetapi, anaknya tetap membandel, ia tidak mau berpindah dari kelakuan jahatnya yang telah dilakukannya selama ini. Perbuatan maksiat itu terus dilakukannya sampai ia menemui ajalnya. Maka bersedihlah sang ibu demi melihat anaknya yang mati tanpa tobat, dimana ia tidak melihat satu sisi pun dari kehidupan anaknya yang akan menyelamatkannya di hadapan Tuhan Penguasa Akhirat. Sang ibu tampaknya pasrah dengan nasib buruk yang akan dialami oleh sang anak di dalam kubur dan lebih-lebih di neraka.
Di suatu malam, ketika wanita itu tertidur, ia bermimpi tentang anaknya disiksa oleh malaikat penjaga kubur di dalam kuburnya. Akibatnya, semakin bertambah kedukaan sang ibu tersebut manakala bayangannya selama ini dilihatnya secara langsung sekali pun hanya dalam mimpi. Tetapi benarkah sang anak disiksa? Ternyata, ketika sang ibu memimpikan lagi anaknya di lain kesempatan, ia melihat anaknya dalam rupa dan kondisi yang sebaliknya dalam mimpi sebelumnya. Ia melihat anaknya saat itu diperlakukan dengan perlakuan yang sangat elok, yang berada dalam keadaan suka dan bahagia. Sehingga, ibunya pun terheran-heran dan bertanya pada sang anak, “Apa gerangan yang membuatmu bisa diperlakukan seperti ini, padahal dulu semasa engkau hidup engkau penuh dengan lumuran dosa?” Sang anak menjawab, “Wahai ibunda, di suatu ketika telah lewat di hadapanku sekelompok orang yang sedang mengusung jenazah yang hendak dikuburkan. Mayat itu kukenal, dan ia semasa hidupnya ternyata lebih jahat daripada diriku. Kemudian aku ikut mengiringi pemakamanny, dan disana aku sempat menyaksikan makam-makam lainnya. Ketika itulah aku berpikir bahwa laki-laki sial itu sudah pasti ditimpa oleh huru-hara akhirat akibat perbuatan maksiatnya. Secara tidak sadar aku menangis dan membayangkan kalau diriku juga bakal ditimpa peristiwa yang mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa yang telah kuperbuat, dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi. Kemudian, aku membaca Al-quran dan shalawat Nabi SAW sebanyak sepuluh kali dan membacakan shalawat kesebelas kalinya dan pahalanya kuhadiahkan kepad ahli kubur yang naas tersebut, sehingga disitulah Allah SWT menunjukkan kemahapengampunanNya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Jadi apa yang telah engkau lihat wahai ibunda, itulah nikmat yang telah diberikan Allah SWT atasku. Ketahuilah ibunda, bahwa shalawat atas Nabi SAW itu menjadi cahaya di dalam kuburku, menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.”
SEORANG MUSAFIR DAN AYAHNYA
Dalam kisah lain, juga diriwayatkan tentang seorang musafir bersama ayahnya. Sang musafir mengisahkan bahwa di suatu ketika di suatu negeri, ayahnya meninggal dunia sehingga wajah dan sekujur tubuhnya menjadi hitam dan perutnya membusung. Sang musafir lalu mengucapkan “La haula wala quwwata illa billahil aliyyil azhim (Tiada daya dan kekuatan kecuali Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Ayah sang musafir tersebut mati dalam kedukaan, dan hal ini diumpamakan dengan kelakuan sang ayah ketika ia masih hidup. Pada saat itulah sang musafir merasakan beban teramat berat menimpanya karena mendapatkan ayahnya mati dalam kondisi seperti itu. Tetapi, ketika ia terlelap tertidur, ia bermimpi bahwa seorang laki-laki yang sangat tampan dan tubuhnya dipenuhi bulu halus datang kepada ayahnya dan menyapu wajah dan tubuh ayahnya tersebut dengan tangannya sehingga jasad sang ayah menjadi putih kembali, bahkan lebih bagus daripada bentuknya semula dan berseri-seri dengan cahaya. Melihat perlakuan baik lelaki ini terhadap ayahnya sng musafir takjub dan kemudian bertanya, “Siapakah Anda, yang telah menyampaikan karunia Ilahi atas ayahku?” Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah Rasulullah. Ayahmu termasuk dianatara orang-orang yang memperbanyak bershalawat atasku. Maka, tatkala ia berhasil melakukannya aku pun datang untuk membersihkannya.” Kemudian sang musafir merasa sangat berbahagia. Ia melihat pancaran dan cahaya keputihan itu ada pada ayahnya. Dia mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT mengangungkan dan menanamkanNya didalam hatinya serta bershalawat kepada Nabi SAW.
UNTA MENJADI SAKSI BAGI ORANG YANG DIFITNAH
Pada masa permulaan Islam, ada seorang muslim yang difitnah telah mencuri seekor unta. Pemfitnahnya mengajukan saksi-saksi palsu, yakni orang-orang munafik yang tidak segan untuk bersumpah palsu. Maka, orang yang seyogyanya tak bersalah itu diputus oleh hakim sebagai pencuri.
Menurut hukum Islam, seorang pencuri harus dihukum potong tangan. Lalu, orang mukmin yang malang ini pun berdoa, “Tuhanku, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Mereka telah memfitnahku. Aku tidak mencuri unta itu. Engkau Mahatahu, selamatkanlah aku dari kehinaan ini, karena aku telah bershalawat pada Nabi paling mulia. Engkau Mahakuasa, izinkanlah unta itu berbicara. Jadikanlah ia sebagai saksiku.” Setelah berdoa demikian, dia mendesah keras, dan rahmat Allah SWT pun meliputi dirinya. Tak sulit bagi Sang Mahaperkasa dan Mahakuasa untuk membuat unta tersebut dapat berbicara dengan bahasa manusia. Hewan ini berkata, “ Ya, Rasulullah, aku milik orang beriman ini. Orang-orang itu adalah saksi palsu dan si pemfitnah telah membuat tuduhan palsu terhadap orang mukmin sejati ini.” Lantas unta tersebut mendekati pemiliknya dengan sikap tunduk dan duduk didepannya.
Syahdan, terkuaklah kebohongan saksi-saksi palsu ini, mereka tak dapat berkutik dengan kesaksian unta itu dan merasa malu. Seiring dengan itu, tumbuhlah cahaya iman dalam hati orang-orang yang turut menyaksikan peristiwa menakjubkan ini. Nabi Muhammad SAW bertanaya, “Wahai orang mukmin, bagaimana engkau dapat memperoleh keajaiban itu?” Orang mukmin tadi menjawab, Ya Rasulullah, saya selalu bershalawat kepadamu sepuluh kali sebelum tidur.”
Nabi yang adil dan suci bersabda, “Karena shalawatmu kepadaku, Allah SWT bukan hanya menyelamatkanmu dari hukuman potong tangan di dunia ini, tetapi juga akan menyelamatkanmu dari siksa neraka di akhirat. Barangsiapa bershalawat kepadaku sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan membangkitkannya bersama para nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada nabiNya.
SUFYAN ATS-TSAURI DAN KISAH ANAK SI TUKANG RIBA
Sufyan ats-Tsauri menuturkan, “ Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Ka’bah, aku melihat seoerang pemuda yang tak berdoa apapun selain hanya bershalawat kepada Nabi SAW. Baik ketika di Ka’bah, di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di Baytullah, doanya hanayalah shalawat kepada Baginda Nabi SAW.”
Saat kesempatan yang tepat datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, “Sahabatku, ada doa khusus untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya, perkenankanlah aku mengajarimu.” Namun, dia berkata, “Aku tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini.”
“Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, ayahku dan aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama kami. Naik turun gunung, lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia. Dan aku mengkafani jenazahnya. Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah SWT. Sejenak kemudian, aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku berubah jadi kepala keledai. Terhenyak oleh pemandangan ini, aku tak tahu apa yang mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain. Sewaktu duduk merenung, aku seperti tertidur. Lalu, pintu tenda kami terbuka, dan tampaklah sesosok orang bercadar. Seraya membuka penutup wajahnya, dia berkata, “Alangkah tampak sedih engkau! Ada apakah gerangan?” Aku pun berkata, “Tuan, yang menimpaku memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih.”
Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tuanya. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu dan bertanya, “Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan?” Dia menjawab, “Aku Muhammad al Musthafa” (semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada Rasul pilihanNya). Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya, menangis dan berkata, “Masya Allah, ada apa ini? Demi Allah, mohon engkau menjelaskannya ya Rasulullah.”
Kemudian dengan lembut beliau berkata, “ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Wajah mereka berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini Allah Yang Mahaagung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafalkan shalawat seratus kali untukku. Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah untuk memberinya syafaat karena shalawatnya kepadaku. Setelah diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku.”
Sufyan menuturkan, “Anak muda itu berkata, “Sejak saat itulah aku bersumpah untuk tidak berdoa selain shalawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya shalawatlah yang dibutuhkan manusia di dunia dan di akhirat.”
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”
Berkata pula Mikail As., “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.” Dan Israfil As. berkata pula, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu.”
Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”
Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW. Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya.
Semoga shalawat, salam, serta berkah senantiasa tercurah ke hadirat Nabi kita, Rasul kita, cahaya kita, dan imam kita, Muhammad al Musthafa SAW beserta seluruh keluarga, keturunan, dan sahabat-sahabat beliau, dan seluruh kaum mukmin yang senantiasa untuk melazimkan bershalawat kepada beliau. Amin.
Disadur dari buku : Hikayat-Hikayat Spiritual Pencerahan Matahati “Nafas Cinta Ilahi”
Sabtu, 06 September 2008
Diagnostic Related Group
1.Sejarah Diagnostic Related Group
Diagnostic Related Group (DRG) merupakan salah satu sistem pembayaran praupaya (PPS/Prospective Payment System). DRG mulai diperkenalkan pertama kali oleh Profesor Bob Fetter dan Jon Thompson dari Yale University pada tahun 1980. DRG mulai digunakan sebagai metode pembayaran praupaya pada program medicare tahun 1983. Seiring dengan berkembangnya industri asuransi, DRG pun mulai dikenal di Indonesia.
2. Pengertian Diagnostic Related Group
DRG adalah suatu sistem pemberian imbalan jasa pelayanan kesehatan pada penyedia pelayanan kesehatan (PPK) yang ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosa penyakit. Diagnosis dalam DRG sesuai dengan ICD-9-CM (International Classification Disease Ninth Edition Clinical Modification) dan ICD-10. Dengan adanya ICD memudahkan dalam pengelompokkan penyakit agar tidak terjadi tumpang tindih. Pengelompokkan diagnosis ditetapkan berdasarkan dua prinsip yaitu clinical homogenity (pasien yang memiliki kesamaan klinis) dan resource homogenity (pasien yang menggunakan intensitas sumber-sumber yang sama untuk terapi/kesamaan konsumsi sumberdaya).
Alasan perlu adanya klasifikasi penyakit adalah bahwa rumah sakit memiliki banyak produk pelayanan kesehatan sehingga dengan adanya klasifikasi tersebut dapat menerangkan dari berbagai produk tersebut. Selain itu, dapat juga membantu klinisi dalam meningkatkan pelayanan, membantu dalam memahami pemakaian sumberdaya dan menciptakan alokasi sumberdaya yang lebih adil, meningkatkan efisiensi dalam melayani pasien serta menyediakan informasi yang komparatif antar rumah sakit.
3. Data yang harus ada dalam Diagnostic Related Group
Syarat dalam keberhasilan implementasi DRG tergantung pada 3C (coding, costing, dan clinical pathway).
a. Coding
Coding for diagnostic (ICD-10)
Coding for procedures (ICD-9 CM)
Proses terbentuknya tarif DRG tidak terlepas dari adanya peran dari sistem informasi klinik rekam medis, dimana rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan layanan lain kepada pasien pada layanan kesehatan baik untuk rawat jalan maupun rawat inap yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Tujuan rekam medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tertib administrasi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga keberhasilan pelaksanaan DRG pun sangat tergantung dengan data pada rekam medis. Tak jauh berbeda dengan data dalam rekam medis, data dasar dalam INA-DRG terdiri dari :
1) Nama pasien
2) Tanggal masuk RS
3) Tanggal keluar RS
4) Lama rawatan (Length of Stay/LOS)
5) Tanggal lahir
6) Umur dalam tahun ketika masuk RS, umur dalam hari ketika masuk RS
7) Jenis kelamin
8) Status ketika pulang (discharge)
9) Berat badan baru lahir (gram)
10) Diagnosis utama, diagnosis sekunder (komplikasi, komorbiditi)
11) Tindakan pembedahan
b. Costing
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan pembiayaan untuk DRG yaitu :
1) Top Down Costing
2) Activity Based Costing
c. Clinical Pathway
Clinical Pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu yang merangkum setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk RS sampai keluar RS berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur (Tim Casemix).
Tujuan clinical pathway antara lain : memfasilitasi penerapan clinical guide dan audit klinik dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasi dan perencanaan multidisiplin, mencapai atau melampaui standar mutu yang ada, mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasi antara klinisi dan pasien, meningkatkan kepuasan pasien, identifikasi masalah riset dan pengembangan.
4. Tujuan Diagnostic Related Group
a. Kontrol biaya, jika biaya ditetapkan secara prospektif dan dibayar dengan tanpa melihat lama tinggal pasien, rumah sakit didorong untuk menghindari biaya yang tidak penting, khususnya jika ekses dari angka pembayaran melebihi biaya aktual yang optimal. Berdasarkan indeksasi, metode per diem yang ada dari pembayaran tetap kecuali bahwa biaya yang reasonable disesuaikan dengan jumlah komplesitas casemix.
b. Jaminan mutu, program jaminan mutu dijalankan terutama melalui pemanfaatan/utiization. Melalui data DRG yang berguna untuk evaluasi perawatan medis. Data akan memungkinkan bagi komite yang sesuai untuk membuat perbandingan untuk pembiayaan, beban/ongkos (charge), dan lama tinggal, dan pelayanan individual menurut kelompok penyakit antar rumah sakit. Permasalahan yang dicurigai dapat diuji lebih lanjut dengan informasi yang dibutuhkan, yang diperoleh melalui diagnosis dalam DRG.
c.Perencanaan, informasi berdasarkan DRG dapat berguna untuk berbagai macam keperluan/tujuan. Dalam beberapa hal, DRG dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan staf tenaga medik dalam kasus-kasus tertentu akibat dari perubahan volume bauran casemix. Data DRG juga bisa digunakan sebagai informasi bagi pihak ketiga sebagai payer untuk membandingkan provider mana yang menghasilkan pelayanan pada unit cost yang paling rendah.
5. Macam Diagnostic Related Group
a. Medicare Diagnostic Related Group, merupakan modifikasi versi pertama DRG oleh HCFA (Health Care Financing Administration) dan di update oleh HCFA, hanya mencakup usia > 65 tahun, neonatus dan beberapa penyakit anak tidak terlingkupi, komorbiditas dan komplikasi (dua kelompok), terdapat 492 kelompok DRGs.
b. Refined Diagnostic Related Group, modifikasi Medicare DRGs khususnya dalam diagnosis sekunder, kelompok untuk neonatur tersedia, menggunakan LOS dalam pengelompokkan, terdapat 1170 DRGs.
c. All Patient Diagnostic Related Group (AP-DRGs), berdasarkan pada Medicare DRGs, dikembangkan tidak hanya untuk pasien Medicare, kelompok neonatus dan penyakit anak tersedia dan infeksi HIV tersedia (MDC HIV 24 group), menggunakan LOS dan kematian dalam pengelompokkan, terdapat 641 DRGs.
d. All Patient Refined Diagnostic Related Group (APR-DRGs), penyempurnaan dari AP-DRGs, cakupan untuk neonatus dan pediatri lebih baik, infeksi HIV tersedia, multiple trauma MDC, tidak menggunakan LOS dalam pengelompokkan, komorbiditas dan komplikasi (empat kelompok), terdapat 1530DRGs.
e. International Refined Diagnostic Related Group (IR-DRGs), mengembangkan sistem DRG yang dapat disesuaikan dengan kondisi lokal (ICD-9, ICD-10, ICD-10 PCS), mengembangkan struktur DRG yang bisa disesuaikan dengan variasi kondisi klinis lokal, terdapat 965 DRGs.
6. Keuntungan Diagnostic Related Group
Beberapa keuntungan dari pengimplementasian metode DRG yaitu :
a. Bagi rumah sakit yaitu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu standar pelayanan kesehatan, memantau pelaksanaan program ”Quality Assurance”, memudahkan mendapatkan informasi mengenai variasi pelayanan kesehatan, dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan, dapat mempelajari proses pelayanan pasien, adanya rencana pelayanan pasien yang tepat, dan dapat dijadikan sebagai alat perencanaan anggaran rumah sakit.
Bagi pasien, yaitu memberikan prioritas pelayanan kesehatan berdasarkan tingkat keparahan penyakit, pasien menerima kualitas pelayanan kesehatan yang baik, mengurangi/meminimalkan risiko yang dihadapi pasien, dan mempercepat pemulihan dan meminimalkan kecacatan.
Bagi institusi kesehatan, yaitu dapat mengevaluasi dan membandingkan kinerja rumah sakit, benchmarking, area untuk audit klinis, mengembangkan kerangka kerja klinis dan alur pelayanan kesehatan (SOP), dan menstandardisasi proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
7. Langkah Awal Penentuan Diagnostic Related Group
Pada pedoman Daftar Penggolongan Penyakit dan Tindakan serta Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Tahun 2008 yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI terdapat penggolongan 23 Major Diagnostic Categories (MDC) yang terbagi dalam 1077 diagnosis penyakit. Tarif pelayanan askes ini meliputi tarif pelayanan rawat inap (Inpatient Procedure) dan rawat jalan (Ambulatory Procedure) untuk rumah sakit tipe A, B, C, D, RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSAB Harapan Kita, RSJP Harapan Kita, dan RS Kanker Dharmais. Komponen biaya yang ada dalam tarif INA-DRG meliputi jasa pelayanan, biaya pemeriksaan penunjang, biaya obat dan alat habis pakai, biaya akomodasi, dan biaya administrasi.
MDC
Keterangan MDC
01 Disease and Disorders of the Nervous System
02 Disease and Disorders of the Eye
03 Disease and Disorders of the Ear, Nose, Mouth, and Throat
04 Disease and Disorders of the Respiratory System
05 Disease and Disorders of the Circulatory System
06 Disease and Disorders of the Digestive System
07 Disease and Disorders of the Hepatobiliary System and Pancreas
08 Disease and Disorders of the Musculoskeletal System and Conn Tissue
09 Disease and Disorders of the Skin, Subcutaneous Tissue, and Breast
10 Disease and Disorders of the Endocrine, Nutritional, and Metabolic System
11 Disease and Disorders of the Urinary Tract
12 Disease and Disorders of the Male Reproductive System
13 Disease and Disorders of the Female Reproductive System
14 Childbirth
15 Newborns and Other Neonates
16 Diseases and Disorders of Blood, Blood Forming Organs, Immunolog Disorders
17 Myeloproliferative Diseases and Disorders, Poorly Differentiated Neoplasm
18 Infectious and Parasitic Diseases, Sistemic or Unspecified Sites
19 Mental Diseases and Disorders
20 Alcohol/Drug Use and Alcohol/Drug Induced Organic Mental Disorders
21 Injuries, Poisonings, and Toxic Effects of Drugs
22 Factors Influencing Health Status and Other Contacts With Health Service
23 Medical Outpatient Visit
Penentuan Diagnostic Related Group harus ditentukan lebih dulu sebelum ditetapkan tarif, diagnosis yang ada dikelompokkan dengan menggunakan flow chart seperti gambar diatas. Principal diagnostic adalah diagnosis yang berdasarkan International Disease Classification (ICD) yaitu kondisi yang dinilai sebagai penyebab utama pasien masuk rumah sakit. Major Diagnostic Category (MDC) yang terdiri dari 23 MDC dalam INA-DRG terdiri dari dua yaitu sistem organ yang terkena penyakit dan jenis penyakit. Misalnya dalam kasus diagnosis penyakit diare, sistem organ yang terkena adalah sistem saluran pencernaan dan jenis penyakitnya adalah penyakit infeksi dan parasit. Kemudian ditentukan apakah perlu untuk dilakukan tindakan pembedahan atau tidak. Tetapkan apakah umur, komplikasi, komorbiditas berpengaruh.
Dalam DRG juga dikenal istilah trimming yaitu suatu metode yang digunakan oleh pihak rumah sakit untuk menyingkirkan kelompok pasien yang tidak biasa dengan tujuan untuk melindungi rumah sakit dari kerugian finansial yang besar akibat dari kasus-kasus mahal. Dimana kasus-kasus ini dikenal dengan istilah kasus outlier yaitu kasus-kasus yang memiliki LOS yang cukup lama dan banyak menyerap sumberdaya. Pasien dengan lama tinggal pendek atau lama tinggal panjang yang tidak khas untuk suatu kelompok tertentu dipisahkan dari pasien lain. Mereka dinyatakan sebagai outlier. Jumlah dari outlier tergantung pada trim (cut off/titik potong) yang akan membedakan pasien yang memiliki lama hari tinggal khas/tidak. Setiap DRG memiliki paling tidak satu titik potong dan juga memiliki trim/titik terendah (low stay). Semua hal dipertimbangkan, semakin sempit titik potong semakin besar jumlah outliernya, atau pasien terlihat sebagai anomali medis. Titik potong bisa saja didasarkan pada kriteria statistik atau medis, seperti kebijakan prerogatif penetapan nilai oleh agensi. Arsitek dari DRG, Perist dari Yale University, mendefinisikan kurang dari 5% pasien sebagai outlier.
Semoga tulisan yang sedikit ini dapat membantu bagi teman-teman yang ingin mengetahui tentang DRG, diharapkan juga bagi teman-teman yang mengetahui tentang informasi DRG terbaru mohon sharing informasinya agar selalu bisa memantau perkembangan dunia asuransi kesehatan Indonesia.
Daftar Pustaka
Aljunid, S. M. (2006) Role of Casemix in Health Care System. Jakarta : First National Symposium on Casemix.
Aljunid, S. M. Introduction to Casemix. Kualalumpur : Department of Community Health, Faculty of Medicine, Universiti Kebangsaan Malaysia.s
Baker, J.J. (2002) Medicare Payment for Hospital Inpatient : Diagnosis Related Group. Journal of Health Care Finance, 28 (3).
Cleverly, W.O. (1997) Essentials of Health Care Finance. Maryland : Aspen Publication.
Depkes RI. (2007) Rencana Kerja Implementasi Casemix 15 RS Pilot Project di Indonesia. Jakarta : Ditjen Bina Pelayanan Medik.
Depkes RI. (2008) Daftar Penggolongan Penyakit dan Tindakan serta Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Tahun 2008. Jakarta : Ditjen Bina Pelayanan Medik.
Grimaldi, P.L. and Micheletti, J.A. (1983) Diagnosis Related Group: A Practitioners Guide. Chicago : Pluribus Press.
Gong, Z., Zhao, Q., Su, W., Mao, Z., Jiang, J., and Huang M. (2004) Study on Feasibility of Setting up DRG payment in China. Chengdu : University Sichuan.
Hartono, D. (2004) Determinan Tagihan Rawat Inap Rumah Sakit. Disertasi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hendrartini, J. (2007) Metode Pembayaran Dokter : Konsep, Praktek, dan Dampak Terhadap Kualitas Pelayanan Dokter. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Hendrartini, J. (2008) Strategi Implementasi Pembayaran Diagnostic Related Group di Rumahsakit. Dalam Seminar Solusi Strategis Permasalahan Klaim dan Pembayaran Rumahsakit dalam Konteks Askeskin, 18-20 Maret 2008. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Heru, A. (2006) Analisis Biaya Pelayanan Rumah Sakit Berbasis Standar Pelayanan Medis Sebagai Dasar Penetapan Tarif Diagnostic Related Group (Casemix). Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Hidayat, M. K. S. (2000) Pengembangan Sistem Tagihan Dengan Model Diagnosis Related Group di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang. Tesis. Yogyakarta : MMR, Universitas Gadjah Mada.
Komite Medik RSUP Sardjito. (2000) Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito. Yogyakarta : Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Kusnanto, H. (2001) Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Kusnanto, H. (2007) Diagnosis Related Group : Peran Sistem Informasi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Levy, V. M. (1992) Financial Management of Hospital. Sydney : The Law Book Company.
Riyarto, S. (2006) Casemix Diagnosis Related Group Sebagai Alternatif Pengendalian Biaya Rumah Sakit. Jakarta : First National Symposium on Casemix.
Sabarguna, B. S. (2005) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta : Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng_DIY.
Setiadi, I. (2000) Analisis Variasi Komponen Biaya Pelayanan Pada Empat Diagnosis Rawat Inap Terbanyak di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya Antara Bulan Mei 1998 – April 2000. Tesis. Yogyakarta : MMR, Universitas Gadjah Mada.
Sjaaf, A. C. (2006) Tantangan Implementasi Casemix di Indonesia. Dalam First Indonesian-Malaysian Casemix Conference, 19-21 November 2006. Batam.
Sulastomo. (1999) Pembiayaan Kesehatan : Dari Asuransi Ke Managed Care Concept. Jakarta : Asuransi Kesehatan Indonesia.
Tim Casemix. (2008) Clinical Pathway dalam Sistem Casemix. Dalam Seminar Solusi Strategis Permasalahan Klaim dan Pembayaran Rumahsakit dalam Konteks Askeskin, 18-20 Maret 2008. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Diagnostic Related Group (DRG) merupakan salah satu sistem pembayaran praupaya (PPS/Prospective Payment System). DRG mulai diperkenalkan pertama kali oleh Profesor Bob Fetter dan Jon Thompson dari Yale University pada tahun 1980. DRG mulai digunakan sebagai metode pembayaran praupaya pada program medicare tahun 1983. Seiring dengan berkembangnya industri asuransi, DRG pun mulai dikenal di Indonesia.
2. Pengertian Diagnostic Related Group
DRG adalah suatu sistem pemberian imbalan jasa pelayanan kesehatan pada penyedia pelayanan kesehatan (PPK) yang ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosa penyakit. Diagnosis dalam DRG sesuai dengan ICD-9-CM (International Classification Disease Ninth Edition Clinical Modification) dan ICD-10. Dengan adanya ICD memudahkan dalam pengelompokkan penyakit agar tidak terjadi tumpang tindih. Pengelompokkan diagnosis ditetapkan berdasarkan dua prinsip yaitu clinical homogenity (pasien yang memiliki kesamaan klinis) dan resource homogenity (pasien yang menggunakan intensitas sumber-sumber yang sama untuk terapi/kesamaan konsumsi sumberdaya).
Alasan perlu adanya klasifikasi penyakit adalah bahwa rumah sakit memiliki banyak produk pelayanan kesehatan sehingga dengan adanya klasifikasi tersebut dapat menerangkan dari berbagai produk tersebut. Selain itu, dapat juga membantu klinisi dalam meningkatkan pelayanan, membantu dalam memahami pemakaian sumberdaya dan menciptakan alokasi sumberdaya yang lebih adil, meningkatkan efisiensi dalam melayani pasien serta menyediakan informasi yang komparatif antar rumah sakit.
3. Data yang harus ada dalam Diagnostic Related Group
Syarat dalam keberhasilan implementasi DRG tergantung pada 3C (coding, costing, dan clinical pathway).
a. Coding
Coding for diagnostic (ICD-10)
Coding for procedures (ICD-9 CM)
Proses terbentuknya tarif DRG tidak terlepas dari adanya peran dari sistem informasi klinik rekam medis, dimana rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan layanan lain kepada pasien pada layanan kesehatan baik untuk rawat jalan maupun rawat inap yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Tujuan rekam medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tertib administrasi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga keberhasilan pelaksanaan DRG pun sangat tergantung dengan data pada rekam medis. Tak jauh berbeda dengan data dalam rekam medis, data dasar dalam INA-DRG terdiri dari :
1) Nama pasien
2) Tanggal masuk RS
3) Tanggal keluar RS
4) Lama rawatan (Length of Stay/LOS)
5) Tanggal lahir
6) Umur dalam tahun ketika masuk RS, umur dalam hari ketika masuk RS
7) Jenis kelamin
8) Status ketika pulang (discharge)
9) Berat badan baru lahir (gram)
10) Diagnosis utama, diagnosis sekunder (komplikasi, komorbiditi)
11) Tindakan pembedahan
b. Costing
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan pembiayaan untuk DRG yaitu :
1) Top Down Costing
2) Activity Based Costing
c. Clinical Pathway
Clinical Pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu yang merangkum setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk RS sampai keluar RS berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur (Tim Casemix).
Tujuan clinical pathway antara lain : memfasilitasi penerapan clinical guide dan audit klinik dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasi dan perencanaan multidisiplin, mencapai atau melampaui standar mutu yang ada, mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasi antara klinisi dan pasien, meningkatkan kepuasan pasien, identifikasi masalah riset dan pengembangan.
4. Tujuan Diagnostic Related Group
a. Kontrol biaya, jika biaya ditetapkan secara prospektif dan dibayar dengan tanpa melihat lama tinggal pasien, rumah sakit didorong untuk menghindari biaya yang tidak penting, khususnya jika ekses dari angka pembayaran melebihi biaya aktual yang optimal. Berdasarkan indeksasi, metode per diem yang ada dari pembayaran tetap kecuali bahwa biaya yang reasonable disesuaikan dengan jumlah komplesitas casemix.
b. Jaminan mutu, program jaminan mutu dijalankan terutama melalui pemanfaatan/utiization. Melalui data DRG yang berguna untuk evaluasi perawatan medis. Data akan memungkinkan bagi komite yang sesuai untuk membuat perbandingan untuk pembiayaan, beban/ongkos (charge), dan lama tinggal, dan pelayanan individual menurut kelompok penyakit antar rumah sakit. Permasalahan yang dicurigai dapat diuji lebih lanjut dengan informasi yang dibutuhkan, yang diperoleh melalui diagnosis dalam DRG.
c.Perencanaan, informasi berdasarkan DRG dapat berguna untuk berbagai macam keperluan/tujuan. Dalam beberapa hal, DRG dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan staf tenaga medik dalam kasus-kasus tertentu akibat dari perubahan volume bauran casemix. Data DRG juga bisa digunakan sebagai informasi bagi pihak ketiga sebagai payer untuk membandingkan provider mana yang menghasilkan pelayanan pada unit cost yang paling rendah.
5. Macam Diagnostic Related Group
a. Medicare Diagnostic Related Group, merupakan modifikasi versi pertama DRG oleh HCFA (Health Care Financing Administration) dan di update oleh HCFA, hanya mencakup usia > 65 tahun, neonatus dan beberapa penyakit anak tidak terlingkupi, komorbiditas dan komplikasi (dua kelompok), terdapat 492 kelompok DRGs.
b. Refined Diagnostic Related Group, modifikasi Medicare DRGs khususnya dalam diagnosis sekunder, kelompok untuk neonatur tersedia, menggunakan LOS dalam pengelompokkan, terdapat 1170 DRGs.
c. All Patient Diagnostic Related Group (AP-DRGs), berdasarkan pada Medicare DRGs, dikembangkan tidak hanya untuk pasien Medicare, kelompok neonatus dan penyakit anak tersedia dan infeksi HIV tersedia (MDC HIV 24 group), menggunakan LOS dan kematian dalam pengelompokkan, terdapat 641 DRGs.
d. All Patient Refined Diagnostic Related Group (APR-DRGs), penyempurnaan dari AP-DRGs, cakupan untuk neonatus dan pediatri lebih baik, infeksi HIV tersedia, multiple trauma MDC, tidak menggunakan LOS dalam pengelompokkan, komorbiditas dan komplikasi (empat kelompok), terdapat 1530DRGs.
e. International Refined Diagnostic Related Group (IR-DRGs), mengembangkan sistem DRG yang dapat disesuaikan dengan kondisi lokal (ICD-9, ICD-10, ICD-10 PCS), mengembangkan struktur DRG yang bisa disesuaikan dengan variasi kondisi klinis lokal, terdapat 965 DRGs.
6. Keuntungan Diagnostic Related Group
Beberapa keuntungan dari pengimplementasian metode DRG yaitu :
a. Bagi rumah sakit yaitu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu standar pelayanan kesehatan, memantau pelaksanaan program ”Quality Assurance”, memudahkan mendapatkan informasi mengenai variasi pelayanan kesehatan, dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan, dapat mempelajari proses pelayanan pasien, adanya rencana pelayanan pasien yang tepat, dan dapat dijadikan sebagai alat perencanaan anggaran rumah sakit.
Bagi pasien, yaitu memberikan prioritas pelayanan kesehatan berdasarkan tingkat keparahan penyakit, pasien menerima kualitas pelayanan kesehatan yang baik, mengurangi/meminimalkan risiko yang dihadapi pasien, dan mempercepat pemulihan dan meminimalkan kecacatan.
Bagi institusi kesehatan, yaitu dapat mengevaluasi dan membandingkan kinerja rumah sakit, benchmarking, area untuk audit klinis, mengembangkan kerangka kerja klinis dan alur pelayanan kesehatan (SOP), dan menstandardisasi proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
7. Langkah Awal Penentuan Diagnostic Related Group
Pada pedoman Daftar Penggolongan Penyakit dan Tindakan serta Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Tahun 2008 yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI terdapat penggolongan 23 Major Diagnostic Categories (MDC) yang terbagi dalam 1077 diagnosis penyakit. Tarif pelayanan askes ini meliputi tarif pelayanan rawat inap (Inpatient Procedure) dan rawat jalan (Ambulatory Procedure) untuk rumah sakit tipe A, B, C, D, RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSAB Harapan Kita, RSJP Harapan Kita, dan RS Kanker Dharmais. Komponen biaya yang ada dalam tarif INA-DRG meliputi jasa pelayanan, biaya pemeriksaan penunjang, biaya obat dan alat habis pakai, biaya akomodasi, dan biaya administrasi.
MDC
Keterangan MDC
01 Disease and Disorders of the Nervous System
02 Disease and Disorders of the Eye
03 Disease and Disorders of the Ear, Nose, Mouth, and Throat
04 Disease and Disorders of the Respiratory System
05 Disease and Disorders of the Circulatory System
06 Disease and Disorders of the Digestive System
07 Disease and Disorders of the Hepatobiliary System and Pancreas
08 Disease and Disorders of the Musculoskeletal System and Conn Tissue
09 Disease and Disorders of the Skin, Subcutaneous Tissue, and Breast
10 Disease and Disorders of the Endocrine, Nutritional, and Metabolic System
11 Disease and Disorders of the Urinary Tract
12 Disease and Disorders of the Male Reproductive System
13 Disease and Disorders of the Female Reproductive System
14 Childbirth
15 Newborns and Other Neonates
16 Diseases and Disorders of Blood, Blood Forming Organs, Immunolog Disorders
17 Myeloproliferative Diseases and Disorders, Poorly Differentiated Neoplasm
18 Infectious and Parasitic Diseases, Sistemic or Unspecified Sites
19 Mental Diseases and Disorders
20 Alcohol/Drug Use and Alcohol/Drug Induced Organic Mental Disorders
21 Injuries, Poisonings, and Toxic Effects of Drugs
22 Factors Influencing Health Status and Other Contacts With Health Service
23 Medical Outpatient Visit
Penentuan Diagnostic Related Group harus ditentukan lebih dulu sebelum ditetapkan tarif, diagnosis yang ada dikelompokkan dengan menggunakan flow chart seperti gambar diatas. Principal diagnostic adalah diagnosis yang berdasarkan International Disease Classification (ICD) yaitu kondisi yang dinilai sebagai penyebab utama pasien masuk rumah sakit. Major Diagnostic Category (MDC) yang terdiri dari 23 MDC dalam INA-DRG terdiri dari dua yaitu sistem organ yang terkena penyakit dan jenis penyakit. Misalnya dalam kasus diagnosis penyakit diare, sistem organ yang terkena adalah sistem saluran pencernaan dan jenis penyakitnya adalah penyakit infeksi dan parasit. Kemudian ditentukan apakah perlu untuk dilakukan tindakan pembedahan atau tidak. Tetapkan apakah umur, komplikasi, komorbiditas berpengaruh.
Dalam DRG juga dikenal istilah trimming yaitu suatu metode yang digunakan oleh pihak rumah sakit untuk menyingkirkan kelompok pasien yang tidak biasa dengan tujuan untuk melindungi rumah sakit dari kerugian finansial yang besar akibat dari kasus-kasus mahal. Dimana kasus-kasus ini dikenal dengan istilah kasus outlier yaitu kasus-kasus yang memiliki LOS yang cukup lama dan banyak menyerap sumberdaya. Pasien dengan lama tinggal pendek atau lama tinggal panjang yang tidak khas untuk suatu kelompok tertentu dipisahkan dari pasien lain. Mereka dinyatakan sebagai outlier. Jumlah dari outlier tergantung pada trim (cut off/titik potong) yang akan membedakan pasien yang memiliki lama hari tinggal khas/tidak. Setiap DRG memiliki paling tidak satu titik potong dan juga memiliki trim/titik terendah (low stay). Semua hal dipertimbangkan, semakin sempit titik potong semakin besar jumlah outliernya, atau pasien terlihat sebagai anomali medis. Titik potong bisa saja didasarkan pada kriteria statistik atau medis, seperti kebijakan prerogatif penetapan nilai oleh agensi. Arsitek dari DRG, Perist dari Yale University, mendefinisikan kurang dari 5% pasien sebagai outlier.
Semoga tulisan yang sedikit ini dapat membantu bagi teman-teman yang ingin mengetahui tentang DRG, diharapkan juga bagi teman-teman yang mengetahui tentang informasi DRG terbaru mohon sharing informasinya agar selalu bisa memantau perkembangan dunia asuransi kesehatan Indonesia.
Daftar Pustaka
Aljunid, S. M. (2006) Role of Casemix in Health Care System. Jakarta : First National Symposium on Casemix.
Aljunid, S. M. Introduction to Casemix. Kualalumpur : Department of Community Health, Faculty of Medicine, Universiti Kebangsaan Malaysia.s
Baker, J.J. (2002) Medicare Payment for Hospital Inpatient : Diagnosis Related Group. Journal of Health Care Finance, 28 (3).
Cleverly, W.O. (1997) Essentials of Health Care Finance. Maryland : Aspen Publication.
Depkes RI. (2007) Rencana Kerja Implementasi Casemix 15 RS Pilot Project di Indonesia. Jakarta : Ditjen Bina Pelayanan Medik.
Depkes RI. (2008) Daftar Penggolongan Penyakit dan Tindakan serta Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Tahun 2008. Jakarta : Ditjen Bina Pelayanan Medik.
Grimaldi, P.L. and Micheletti, J.A. (1983) Diagnosis Related Group: A Practitioners Guide. Chicago : Pluribus Press.
Gong, Z., Zhao, Q., Su, W., Mao, Z., Jiang, J., and Huang M. (2004) Study on Feasibility of Setting up DRG payment in China. Chengdu : University Sichuan.
Hartono, D. (2004) Determinan Tagihan Rawat Inap Rumah Sakit. Disertasi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hendrartini, J. (2007) Metode Pembayaran Dokter : Konsep, Praktek, dan Dampak Terhadap Kualitas Pelayanan Dokter. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Hendrartini, J. (2008) Strategi Implementasi Pembayaran Diagnostic Related Group di Rumahsakit. Dalam Seminar Solusi Strategis Permasalahan Klaim dan Pembayaran Rumahsakit dalam Konteks Askeskin, 18-20 Maret 2008. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Heru, A. (2006) Analisis Biaya Pelayanan Rumah Sakit Berbasis Standar Pelayanan Medis Sebagai Dasar Penetapan Tarif Diagnostic Related Group (Casemix). Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Hidayat, M. K. S. (2000) Pengembangan Sistem Tagihan Dengan Model Diagnosis Related Group di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang. Tesis. Yogyakarta : MMR, Universitas Gadjah Mada.
Komite Medik RSUP Sardjito. (2000) Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito. Yogyakarta : Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Kusnanto, H. (2001) Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Kusnanto, H. (2007) Diagnosis Related Group : Peran Sistem Informasi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Levy, V. M. (1992) Financial Management of Hospital. Sydney : The Law Book Company.
Riyarto, S. (2006) Casemix Diagnosis Related Group Sebagai Alternatif Pengendalian Biaya Rumah Sakit. Jakarta : First National Symposium on Casemix.
Sabarguna, B. S. (2005) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta : Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng_DIY.
Setiadi, I. (2000) Analisis Variasi Komponen Biaya Pelayanan Pada Empat Diagnosis Rawat Inap Terbanyak di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya Antara Bulan Mei 1998 – April 2000. Tesis. Yogyakarta : MMR, Universitas Gadjah Mada.
Sjaaf, A. C. (2006) Tantangan Implementasi Casemix di Indonesia. Dalam First Indonesian-Malaysian Casemix Conference, 19-21 November 2006. Batam.
Sulastomo. (1999) Pembiayaan Kesehatan : Dari Asuransi Ke Managed Care Concept. Jakarta : Asuransi Kesehatan Indonesia.
Tim Casemix. (2008) Clinical Pathway dalam Sistem Casemix. Dalam Seminar Solusi Strategis Permasalahan Klaim dan Pembayaran Rumahsakit dalam Konteks Askeskin, 18-20 Maret 2008. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Langganan:
Postingan (Atom)